Arsip | 6:31 pm

1. Penentuan Awal Ramadhan dan Hari Raya

20 Mei

Outline:

a. Melihat hilal

b. Menyempurnakan bulan sya’ban 30 hari

c. Dengan persaksian seorang atau dua orang muslim

d. Bagaimana dengan hisab?

Audio: [Audio http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Muhammad%20Umar%20as-Sewed/Tanya%20Jawab/Bagaimana%20Menyikapi%20Perbedaan%20Penentuan%20Puasa%20Dan%20Hari%20Raya.mp3%5D

Artikel Terkait: Penetapan Awal Ramadhan dan 1 Syawal

Ketahuilah wahai saudaraku- semoga Allah merahmatimu-bahwasannya ada tiga cara untuk menentukan awal bulan Ramadhan dan Hari Raya yaitu:

a. Melihat hilal

Dalilnya adalah hadits Nabi shallallahu’alayhiwasallam:

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ حَدَّثَنَا مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ رَمَضَانَ فَقَالَ لَا تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْا الْهِلَالَ وَلَا تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ

(BUKHARI – 1773) : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Maslamah telah menceritakan kepada kami Malik dari Nafi’ dari ‘Abdullah bin ‘Umar radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan tentang bulan Ramadhan lalu Beliau bersabda: “Janganlah kalian berpuasa hingga kalian melihat hilal dan jangan pula kalian berbuka hingga kalian melihatnya. Apabila kalian terhalang oleh awan maka perkirakanlah jumlahnya (jumlah hari disempurnakan) “.

Sumber : Bukhari

Kitab : Shaum

Bab : Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “Jika kalian melihat hilal…”

No. Hadist : 1773

b. Menyempurnakan bulan sya’ban 30 hari

Dalilnya adalah hadits Nabi shallallahu’alayhiwasallam:

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَصُومُوا قَبْلَ رَمَضَانَ صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ حَالَتْ دُونَهُ غَيَايَةٌ فَأَكْمِلُوا ثَلَاثِينَ يَوْمًا

وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي بَكْرَةَ وَابْنِ عُمَرَ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ ابْنِ عَبَّاسٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ رُوِيَ عَنْهُ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ

(TIRMIDZI – 624) : Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Abu Al Ahwash dari Simak bin Harb dari Ikrimah dari Ibnu Abbas dia berkata Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: ” Janganlah kalian berpuasa sehari sebelum Ramadlan dan mulailah berpuasa setelah melihat hilal serta berbukalah (yaitu akhir bulan Ramadlan) setelah melihat hilal, jika cuaca mendung genapkanlah hitungan tiga puluh hari“. Dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Abu Hurairah, Abu Bakrah dan Ibnu Umar. Abu ‘Isa berkata, hadits Ibnu Abbas merupakan hadits hasan shahih dan telah diriwayatkan melalui lebih dari satu jalur.

Sumber : Tirmidzi

Kitab : Puasa

Bab : Puasa dan buka karena melihat hilal

No. Hadist : 624

Dalil lain adalah hadits Nabi shallallahu’layhiwasallam:

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَيْسٍ قَالَ سَمِعْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا تَقُولُ

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَفَّظُ مِنْ شَعْبَانَ مَا لَا يَتَحَفَّظُ مِنْ غَيْرِهِ ثُمَّ يَصُومُ لِرُؤْيَةِ رَمَضَانَ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْهِ عَدَّ ثَلَاثِينَ يَوْمًا ثُمَّ صَامَ

(ABUDAUD – 1980) : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal, telah menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Mahdi, telah menceritakan kepadaku Mu’awiyah bin Shalih dari Abdullah bin Abu Qais, ia berkata; saya mendengar Aisyah radliallahu ‘anha berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memperhatikan Bulan Sya’ban tidak seperti perhatian beliau kepada selainnya, kemudian beliau berpuasa karena melihat Ramadhan, apabila terhalang untuk melihatnya maka beliau menggenapkan bilangan tiga puluh hari kemudian beliau berpuasa.

Sumber : Abu Daud

Kitab : Puasa

Bab : Jika bulan tidak terlihat

No. Hadist : 1980

c. Dengan persaksian seorang atau dua orang muslim

Dalilnya adalah hadits Nabi shallallahu’alayhiwasallam:

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ خَالِدٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ السَّمْرَقَنْدِيُّ وَأَنَا لِحَدِيثِهِ أَتْقَنُ قَالَا حَدَّثَنَا مَرْوَانُ هُوَ ابْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ وَهْبٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَالِمٍ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ نَافِعٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ

تَرَاءَى النَّاسُ الْهِلَالَ فَأَخْبَرْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنِّي رَأَيْتُهُ فَصَامَهُ وَأَمَرَ النَّاسَ بِصِيَامِهِ

(ABUDAUD – 1995) : Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Khalid serta Abdullah bin Abdurrahman As Samarqandi, dan aku lebih yakin kepada haditsnya, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Marwan bin Muhammad dari Abdullah bin Wahb dari Yahya bin Abdullah bin Salim dari Abu Bakr bin Nafi’ dari ayahnya dari Ibnu Umar, ia berkata; orang-orang berusaha untuk melihat hilal, kemudian aku beritahukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa aku telah melihatnya. Kemudian beliau berpuasa dan memerintahkan orang-orang agar berpuasa.

Sumber : Abu Daud [shahih]

Kitab : Puasa

Bab : Kesaksian satu orang laki-laki untuk hilal ramadan

No. Hadist : 1995

d. Bagaimana dengan hisab?

Pendapat yang kuat adalah pendapat yang tidak membolehkan penentuan hilal dengan hisab. Berdasarkan dalil dari Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu’alayhiwasallam. Selain itu, pendapat ini [dengan melihat hilal dan menggenapkan 30 hari] merupakan pendapat 4 Imam madzhab. Para sahabat juga telah sepakat tidak bolehnya bersandar pada hisab dalam penentuan hilal [Lihat: Majmu’ Fatawa 25/207].